Ingin tahu, apa sajakah yang menjadi pencetus dan gejala awal yang bisa dirasakan pada seseorang yang mulai menderita neuropati atau penyakit kerusakan saraf ?
Dr. Manfaluthy Hakim, SpS (K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, yang juga konsultan neurologi dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM mengatakan, “Banyak masyarakat yang tak menyadari, aktivitas dengan gerakan berulang seperti mengetik dengan gadget, mengendarai motor, dan mencuci pakaian, dapat menyebabkan neuropati.”
Salah satu contohnya, kata Manfaluthy, aktivitas mengetik pada komputer yang sudah menjadi keseharian terutama bagi pekerja kantoran. “Melakukan gerakan berulang–ulang dengan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah, dapat menyebabkan tendon di pergelangan tangan mengalami peradangan, dan akhirnya menekan saraf di daerah pergelangan tangan,” papar Manfaluthy.
Akibatnya, akan muncul keluhan yang sering terjadi, seperti kesemutan, kebas, nyeri, serta kelemahan pada pergelangan dan telapak tangan. Jika berlangsung dalam jangka waktu lama, hal ini dapat berisiko menyebabkan gangguan saraf yang lebih berat, seperti kelumpuhan .
“Selain aktivitas dengan gerakan berulang dan gaya hidup, penyebab lain neuropati juga bisa disebabkan oleh faktor usia, menderita diabetes, gizi yang tidak seimbang, atau kekurangan vitamin neurotropik.”
Sayangnya, kata Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, SpS(K), MS, Ketua Umum PERDOSSI Pusat dan Konsultan Neurologi, pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai neuropati sangat minim. Bahkan 80 persen dari mereka tidak tahu cara menjaga kesehatan saraf dan tidak tahu apa yang dimaksud dengan vitamin neurotropik .
Meskipun demikian, menurut Manfaluthy neuropati dapat dicegah. Upaya pencegahannya dengan cara memperbaiki gaya hidup dengan mengupayakan gizi seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup untuk regenerasi sel saraf, dan konsumsi vitamin neurotropik satu kali sehari sejak dini secara teratur.
Vitamin neurotropik terdiri atas vitamin B1, B6, dan B12, yang berfungsi memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf, dan memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik.
Selain memenuhi asupan tubuh dengan vitamin neurotropik, Manfaluthy menambahkan, penting pula dilakukan pemeriksaan risiko neuropati secara berkala.
IntanY. Septiani
Sumber:Tabloid Nova